Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa peranan Teknologi Informasi dan Komunikasi
(TIK) bagi dunia bisnis telah membawa angin segar dan arah baru dunia bisnis.
Jika dulu seseorang hanya dapat melakukan aktifitas jual-beli secara
konvensional (face to face), kini aktifitas tersebut dapat dilakukan
secara maya. Keberadaan akses internet telah mampu menjadi jembatan komunikasi
antar pengusaha baik dalam kancah domestik maupun internasional. Tidak hanya
itu, bahkan melalui internet tersebut mereka membentuk kelompok-kelompok
tertentu sebagai jaringan bisnis mereka. Misalnya, melalui akun email, seorang
pengusaha dapat membuat mailing list. Hal ini mengakibatkan penyebaran
informasi menjadi sangat cepat,dalam hitungan menit bahkan dalam hitungan detik
sekalipun. Selain itu, wilayah penyebarannya pun tidak hanya dalam kancah
domestik, tetapi juga internasional. Dengan demikian, seorang pengusaha dapat
memasarkan produknya dalam jangkauan yang luas, baik domestik maupun
internasional.
Fenomena tersebut kini terjadi di berbagai negara di dunia, tidak
terkecuali di Indonesia. Di Indonesia, penerapan dan pemanfaatan TIK telah
meliputi hampir semua sektor pembangunan termasuk usaha dan industri. Pada
sektor usaha dan industri, pemanfaatan TIK tidak hanya untuk industri skala
besar, tetapi juga dilakukan untuk usaha mikro kecil dan menengah. Dalan hal
ini, TIK berpeluang menjadi kunci sukses dalam sektor industri khususnya usaha
kecil menengah (UKM) melalui e-Business.
TIK dan e-commerce menjadi daya tarik tersendiri bagi para pengusaha
perempuan di banyak negara berkembang. Perempuan merupakan pelaku pasar terbanyak
di bidang usaha mikro kecil dan menengah, karena dapat menghemat waktu dan
uang, sambil meraih pelanggan baru di pasar domestik dan pasar internasional.
Kisah-kisah sukses dalam usaha business-to-consumer (B2C) atau eretailing
diperoleh dari semua wilayah negara berkembang, yang membuktikan betapa
para perempuan telah memanfaatkan internet untuk memperluas basis pelanggan
mereka di pasaran luar, mampu menggabungkan tugas-tugas rumah tangga dengan
usaha dagang yang lancar. Akan tetapi, sekalipun e-retailing mendapat sorotan
positif, jangkauan dan penyebarannya di bagian-bagian dunia miskin masih kecil,
terutama para perempuan yang bekerja di usaha-mikro dan sektor informal masih
jauh dari jangkauan teknologi-teknologi yang baru (BAPPENAS-UNDP, 2010: 10).
Menurut sensus ekonomi BPS pada tahun 2006, jumlah UKM keseluruhan di Indonesia
ada 22.513.552 UKM. Dua tahun berikutnya, di tahun 2008, jumlah usaha mikro
kecil menengah sebesar 46 juta dan 60% pengelolanya perempuan. Dengan jumlah
sebesar itu, peran perempuan menjadi cukup besar bagi ketahanan ekonomi karena
mampu menciptakan lapangan kerja baru dan TIK dapat menjadi sarana efektif
untuk pemberdayaan perempuan di bidang ekonomi. Selain itu, penggunaan TIK
membantu perempuan di beberapa bidang seperti perdagangan dan kewirausahaan
sebagai sumber informasi dan sarana mempromosikan serta memasarkan produk.
Dengan kata lain, TIK dapat menjadi alat yang efektif bagi para perempuan usaha
kecil menengah untuk mengembangkan usahanya. Pemanfaatan TIK untuk bisnis,
dapat dikembangkan seiring maraknya bisnis online berbasis internet dan
banyak perempuan mempergunakan karena lebih fleksibel dalam menjalankan
bisnisnya, dan hal ini telah menjadi sebuah fenomena baru.
Oleh karena itu, kami para pengajar di AMIK BSI Jakarta ingin mlakukan
pengabdian masyarakat bertemakan penerapan Digital
Marketing dan Internet Sehat dalam Menciptakan Wirausaha Mandiri di lingkungan
Keluarahan Pondok Labu bagi Kader PKK.
No comments:
Post a Comment